--> Perbedaan Antara Influencer, Endorser, KOL, Buzzer dan Selebgram - Rovylicious
w9vb7L0M7j9qO5VekXjh9f4upwh86ATk0lG5dKZM

Perbedaan Antara Influencer, Endorser, KOL, Buzzer dan Selebgram

Influencer, Endorser, KOL, Buzzer dan Selebgram
Image: istockphoto.com
Di era digital dan berkembang pesatnya sosial media pada masa kini, melahirkan banyak istilah-istilah baru kayak Influencer, Endorser, KOL (Key Opinion Leader), Buzzer dan Selebgram. Dulu zaman friendster mana ada istilah influencer gitu kan haha..

Tapi mungkin gak semua orang tau nih apa sih itu Influencer? Apa itu Endorser, KOL, Buzzer dan Selebgram? Karena kayaknya masih banyak yg nganggep, kayak selebgram atau youtuber itu ya sudah pasti endorser atau influencer. Padahal konsepnya gak selalu gitu kok.

Untuk lebih detailnya, ini Perbedaan Antara Influencer, Endorser, KOL, Buzzer dan Selebgram.

1. Influencer

Influencer, Endorser, KOL, Buzzer dan Selebgram
Image: avishek.asia
Mempengaruhi tuh kekuatan seorang influencer. Influencer harus bisa giring opini publik, dan mempromosikan sesuatu kemudian followersnya menyambut dengan baik. Misal ada influencer promosikan masker kecantikan gitu, ya dia harus bisa mempengaruhi followersnya untuk beli dan pake juga. Caranya? Ya salah satunya dengan kasih tau keunggulan-keunggulan produk itu yg relate banget sama real life dia.

Trus seorang influencer tuh bukan orang yg harus expert di bidang produk yg dipromosikan itu lho. Misal mau influence-in masker kecantikan, gak harus dengan influencer kecantikan juga kok. Mereka juga gak perlu punya followers jutaan kayak selebgram, tapi kekuatannya ada di ENGAGEMENT yg tinggi.

Engagement yg tinggi ini dalam artian dia punya interaksi yg bagus sama audience (follower) ya kayak sering balas komentar, berbagai reaction di story, dan bisa juga di jumlah likes serta komentar postingannya yg cukup bagus. Sekarang sudah banyak brand-brand gede pakai influencer, ini namanya 'Influencer Marketing'.

Jadi untuk ningkatin brand awareness produk dari si brand tersebut, ya mereka menggandeng influencer. Influencer ini ada tingkatannya ya, pada umumnya terbagi jadi 3 yaitu:

A. Micro Influencer
Influencer, Endorser, KOL, Buzzer dan Selebgram
Image: Instagram/@cewekdoyanmakan - @yaelahbro - @hasanfagundez - @aliciabeverlyw - @enricavalencia
Tingkatan ini punya followers puluhan ribu keatas, tapi bisa juga kurang dari 10 ribu kok. Mungkin pada mikir, gimana caranya dengan followers segitu bisa sukses memasarkan produk dibandingkan dengan yg follower jutaan? Bisa banget.

Malah karena keterikatan dan engagement Micro Influencer tuh cenderung lebih kuat sama followernya lho. Bahkan ada studi, kemungkinan orang beli produk dari rekomendasi micro influencer bisa sampai 82%! Ada juga studi SocialPublic (2018), micro influencer itu terbukti ngasih hasil lebih efektif dari segi engagement, 7x lipat lebih baik dibandingkan influencer yg followersnya dah jutaan.

Beberapa micro influencer ini diantara lain (Per Februari 2021): @cewekdoyanmakan@yaelahbro@hasan_fagundez@aliciabeverlyw@enricavalencia, dll.

B. Macro Influencer
Influencer, Endorser, KOL, Buzzer dan Selebgram
Image: Instagram/@geraldvincentt - @kenandgrat - @claraksu - @titantyra - @tamaradai
Kalau macro influencer itungannya dah punya followers diatas 100 ribu. Biasanya sosok macro influencer ini lebih banyak dikenal orang-orang, walaupun kebanyakan gak setenar selebgram ya. Sama juga kayak micro, para macro influencer ini biasa fokus di satu topik aja ya bisa di food, lifestyle, fashion, beauty, dll. Untuk fee sih emang lebih mahal macro ya daripada micro, tapi keunggulannya untuk brand awareness dari sebuah produk bisa lebih mudah terpromosikan.

Tapi ingat ya, followers banyak bukan jaminan produk bakal banyak yg beli, dan sebuah brand juga gak boleh nuntut ke influencer bahwa penjualan harus naik, konsepnya gak gitu. Makanya harus pinter riset sebagai sebuah brand, cek engagement rate dari akun influencer tersebut (ketahuan kok kalau followers hasil beli, kadang gak sebanding sama jumlah likes dan komentar postingannya, dan ini ada trik hitung-hitungannya pake Engagement Calculator).

Beberapa macro influencer ini diantara lain (Per Februari 2021): @geraldvincentt@kenandgrat@claraksu@titantyra@tamaradai, dll.

C. Premium Influencer
Influencer, Endorser, KOL, Buzzer dan Selebgram
Image: Instagram/@ariefmuhammad - @daraarafah - @jharnabhagwani - @mgdalenaf - @tasyafarasya
Kalau ini udah tingkatan tertinggi influencer, followernya sudah jutaan dan paling rendah ya 1 juta followers. Fee placement di mereka ini emang lumayan tinggi, bisa sampai puluhan juta. Salah satu premium influencer di bidang food aja yg pernah gue minta ratecard, itu 1 post feed IG udah 15 juta keatas dan itu beberapa tahun lalu, gak tau sekarang. Tapi benefitnya ya produk yang placement sama mereka ini jadi keliatan eksklusif, dan jangkauannya lebih luas lagi.

Untuk penjualan, gak semenjanjikan micro dan macro. Tapi untuk brand awareness alias penyebaran info mengenai produk, sama premium influencer gak perlu diragukan lagi. Jadi ya silahkan aja sesuaikan budget seberapa, target market dari produknya siapa, dsb. Tapi rata-rata yg pakai premium ini biasanya udah perusahaan atau brand-brand gede sih, sesuai budget mereka.

Beberapa premium influencer ini diantara lain (Per Februari 2021): @ariefmuhammad@daraarafah@jharnabhagwani@mgdalenaf@tasyafarasya, dll.

2. Endorser

Influencer, Endorser, KOL, Buzzer dan Selebgram
Image: qwords.com
Kalau Influencer itu dibayar, tapi kalau Endorser itu sistemnya produk dikirim aja abis tuh dipake sama si endorser dan upload + review di akun sosial medianya. Jadi yg punya produk gak keluarin dana apapun, cuma kirim produknya aja. Inilah yang dinamakan 'Endorse'. Semua influencer itu bisa endorse, kalau dibayar ya tetep sebagai influencer tapi kalau gak dibayar (cuma nerima produk) itu dia sebagai endorser.

Tapi sebenernya kayak gini gak ada ketetapan pasti kok, seiring berkembangnya zaman tiap influencer dan endorser tuh udah punya rules dan T&C masing-masing. Soalnya kadang ada juga yg gak mau sekedar endorse (dikirimkan barang), tapi ada fee juga untuk placement di sosial medianya. Nah fee-nya biasa gak full, sebagian aja karena sebagian lagi dalam bentuk produk. Macem-macem deh biasa, gak semua endorser sama ketentuannya.

Jadi habis produk itu dipakai, biasa langsung direview deh di akun sosial medianya bahkan bisa juga jadi bintang iklan produknya, yg kalau konsep gini seharusnya sih emang ada fee karena lebih effort. Ohya biasanya sih kalau mereka sudah nerima barangnya, ada template kalimat begini, "Ya guys jadi hari ini aku dikirimin sama blablabla" haha..

Influencer, Endorser, KOL, Buzzer dan Selebgram
Image: smallbizgenius.net
Nah untuk endorser tuh juga ada beberapa jenis nih berdasarkan penjelasan dari Hudori (2010), yaitu:

          A. Celebrity Endorser
Ini untuk nambah citra positif dari produk, jadi dipakai para celebrity atau public figure yang memang banyak fansnya. Gak cuma di satu bidang jadi ya, bisa artis bahkan atlit olahraga. Untuk meyakinkan orang dan menyebarkan informasi positif mengenai produk, celebrity endorser ini emang lumayan efektif.

          B. Expert Endorser
Nah kalau ini endorser yg emang expert banget di bidang yg relate sama si produknya. Jadi misal ada endorser yg konten-kontennya berhubungan sama make-up, pas ada yg kirimin produk eye shadow gitu dia bakal bener-bener expert ngebahas si eye shadow itu tentang kelebihan-kelebihannya apa aja serta tips pengaplikasian yg baik gimana, dll. Gitu juga mungkin sama travel blogger, diendorse sama agen travel atau maskapai penerbangan gitu deh. Jadi message dari si produk itu emang bener-bener nyampe ke orang lain, informatif.

          C. Lay Endorser
Kalau lay endorser ini sama-sama orang yg menyampaikan pesan mengenai sebuah produk ke orang lain, tapi dia ini orang yg gak terlalu terkenal. Kalau sudah orang terkenal atau expert dan post produk tersebut, kebanyakan pada mikir "Ah paling endorse nih", abis tuh mungkin diskip. Tapi kalau yg gak terlalu terkenal pakai produk tersebut, orang-orang kebanyakan mikirnya jadi, "Hmm dia pake ini toh", gitu. Apalagi kalau seorang lay endorser ini emang sudah lama pake produk tersebut, biasanya si brand itu bakal ngasih produk terbarunya dan minta direview lagi sama si lay endorser.

          D. Dead Endorser
Ya, seriusan, dead endorser itu ada. Jadi ini pakai seseorang yg sudah meninggal. Tujuannya sih ya daya tarik ya, dan message dari si produk untuk khalayak ramai. Tapi penggunaan dead endorser ini gak terlalu sering bahkan jarang banget. Tapi yg gue ingat penggunaan dead endorser nih salah satunya Mbah Maridjan yg jadi bintang iklan Kuku Bima Ener-G, pokoknya kurang lebih gitu deh. Iklan ini tetep terus ada cukup lama setelah beliau meninggal, dengan jargon 'Roso!" itu. Dan ini iklan yg cukup ikonik, sulit dilupain. Sulit dilupain inilah mungkin yg jadi daya tarik penggunaan dead endorser.

3. KOL

Influencer, Endorser, KOL, Buzzer dan Selebgram
Image: freepik.com
Kalau KOL (Key Opinion Leader) ini kurang lebih kayak influencer, tapi lebih detail dan spesifik lagi. Seorang KOL ini wajib punya minat yg sama dengan produk, jadi misal produknya itu kosmetik ya pakai KOL beauty blogger. Pengenalan menu baru di restoran, ya pakai seorang foodies. Dan kalau influencer kan kekuatannya posting produk, udah selesai gitu aja.

Nah kalau KOL itu lebih keliatan 'real' sebagai pengguna produk tersebut. Dia ngasih liat kesehariannya pakai produk itu, kemana-mana dibawa, dsb. Jadi seorang KOL biasa ngeposting produknya berkali-kali emang, biar melekat gitu di ingatan followersnya dan menggiring opini bahwa produk itu recommended.

Karena seorang KOL itu dianggap opininya valid, udah pengalaman di bidangnya. Untuk pakai KOL ini tergantung kebutuhan aja, influencer cenderung ningkatin penjualan kalau KOL lebih ke ningkatin brand awareness (biar produknya makin dikenal luas).

Salah satu contoh mungkin kayak Nex Carlos (@nexcarlos) yg emang udah ahli di bidang kuliner, misalnya nih dia 2 minggu sekali selama 1 bulan selalu posting produk seblak ceker, dan disaat liburan juga selalu bawa seblak itu karena packaging yg praktis dan cara bikinnya juga gak ribet. Kelebihan-kelebihan gini pasti disebut nih, udah brief dan mandatory dari si brand.

Jadi kalau konsisten selalu posting 2 minggu sekali selama 1 bulan tentang produk itu, sering dibawa dan dibahas, kemungkinan dia ini ya KOL dari si produk tersebut. Dan biasanya gak ada keterikatan untuk gak promosikan seblak merk lain, karena bukan brand ambassador. Tapi semua kembali ke dealing kedua belah pihak.

4. Buzzer

Influencer, Endorser, KOL, Buzzer dan Selebgram
Image: vice.com
Nah kalau ini sudah pasti sering denger dong haha.. Waktu isu-isu politik memanas di Indonesia, kata buzzer ini emang naik daun banget. Buzzer itu ibaratnya orang yg berisik, makanya namanya Buzzer yg kayak suara tawon gitu 'Buzzzzzz'. Buzzer itu gak harus artis, gak harus orang terkenal juga.

Tapi buzzer tuh seringnya banyak bikin akun anonim, sampaikan informasi berulang-ulang dan biasanya sampe trending tuh kalo di Twitter. Jadi kalau ada hastag gak penting trending di Twitter, ya kemungkinan besar itu ulah Buzzer haha.. Dan mereka ini dibayar lho, semakin banyak bikin akun anonim semakin tinggi juga bayarannya, tergantung pesanan pokoknya.

Idealnya buzzer itu emang digunakan untuk promosiin makanan, tempat makan baru, lokasi wisata dan tentu aja pesanan di dunia politik. Kalau buzzer yg infokan berulang-ulang soal makanan atau produk ya gak masalah, tapi buzzer di dunia politik itu agak berbahaya soalnya gak segan-segan mainin HOAX atau isu SARA yg penting cuan.

Katanya sih ya bayaran buzzer ini lumayan gede, apalagi kalau bikin anonim banyak-banyak. Jadi gak heran buzzer di dunia politik itu banyak, dari yg biasa-biasa aja sampai yg ekstrem. Masih ingat Saracen? Kelompok Anti-Jokowi yg punya 2000 akun Facebook, pasang tarif sampe ratusan juta untuk nyebarin HOAX dan isu SARA lainnya. Mereka makin kaya, orang-orang yg kena provokasi di grupnya saling berantem hahaha..

Tapi emang sih Buzzer itu kadang mengundang perdebatan orang-orang. Contoh lain nih misal Indomie mau keluarin varian terbaru, udah tuh banyak buzzer bikin postingan soal rasa Indomie A paling enak dah valid no debat. Pasti banyak yg protes (salah satunya ya akun si buzzer juga), "Enggak lah yg B paling enak!", disaat nama Indomie sudah rame dibahas dimana-mana, baru deh langsung launching varian terbarunya.

5. Selebgram

Influencer, Endorser, KOL, Buzzer dan Selebgram
Image: freepik.com
Selebgram itu khusus untuk platform Instagram ya, diambil dari kata 'Selebriti' dan 'Instagram'. Kalau Twitter, ya Selebtwit. Bahkan ada istilah baru lagi nih, Selebtok alias Seleb TikTok (seriusan haha). Singkat kata, yg namanya selebriti kan pasti terkenal ya. Dan Selebgram atau seleb di platform manapun, ya mereka itu orang-orang yg udah terkenal di platform tersebut dan dikenal luas banget bahkan sampe di luar platform.

Mereka ini disebut sebagai selebgram karena konten-konten orisinil yg dibuat, menghibur, konsisten dan berkualitas, jadi orang-orang pada suka. Tentu aja masing-masing selebgram punya ciri khas masing-masing, itu identitas. Bandingin deh vibes Instagram profile Awkarin sama Jessica Jane, beda banget kan padahal sama-sama selebgram. Selebgram juga punya kedekatan tersendiri sama followersnya kayak sering interaksi di postingan atau bales DM sesekali.

Nah FYI selebgram itu bisa jadi influencer, bisa jadi endorser atau KOL dan buzzer. Tapi gak semua ya, ada selebgram yg gak nerima promosiin produk apapun contohnya kayak Jessica Jane sama Devina Aurel deh (CMIIW ya). Semua kembali ke diri selebgram itu masing-masing, kalau mau menghasilkan cuan ya jadi influencer atau endorser juga. Tapi kalau Instagram atau platform itu cuma pengen dijadiin portofolio atau tempat eksis aja dan interaksi sama fans, ya gak ada salahnya juga.

________________

Oke itu dia Perbedaan Antara Influencer, Endorser, KOL, Buzzer dan Selebgram. Istilah-istilah ini wajib diketahui untuk kalian-kalian yg kerjaannya berkutat sama dunia digital. Walau kerjaan sekarang gak ada hubungannya sama istilah-istilah ini, gak ada salahnya buat diketahui lho siapa tau kapan-kapan pengetahuannya bakal kepake hehe..

Semoga membantu ya, see you!
Related Posts

Related Posts

Post a Comment