--> Kontroversi Tahun Baru Masehi & Ucapan Selamat Natal - Rovylicious
w9vb7L0M7j9qO5VekXjh9f4upwh86ATk0lG5dKZM

Kontroversi Tahun Baru Masehi & Ucapan Selamat Natal

*copas = cantumkan sumber .
if u don't want someone to copy your content ,



so don't copy others and make it yours .
show your respect*


new year
periodistapatoso.wordpress.com - New Year Middle East
Merayakan Tahun Baru Masehi, meniup terompet, sampai menyalakan kembang api. Tiga hal ini selalu jadi kontroversi terutama di Indonesia, tiap tahun ke tahun, sama kayak kontroversi boleh/tidaknya ucapan selamat natal & hari raya umat lain (oleh kaum Muslim). Entah sampe kapan pembahasan kayak gini bakal selesai, mungkin pas Thanos udah jadi Hokage. Dan entah bagaimana bisa, ada orang-orang yg klaim mengucap hari raya umat lain & merayakan tahun baru masehi bisa membuat murtad (keluar dari Islam) serta melunturkan akidah. Gue kadang menatap ke langit malam, bertanya dalam hati, "bagaimana bisa.."

Untuk ucapan natal sendiri gue udah ampe bosen ngebahas, tiap sebelum tanggal 25 Desember pasti aja membahas hal ini mulai dari Facebook, Instagram Story, sampe pernah sekali ke Blog (Atribut Natal Kok Haram?). Sebenernya soal tahun baru masehi juga udah males ngebahas, tapi berhubung belum ada nulis di blog perihal ginian & gue kena trigger ama sebuah gambar (di bawah paragraf ini), akhirnya terdorong untuk sedikit membahas. Sejujurnya gak bilang salah, tapi gak juga bilang sepenuhnya benar. Gue cuma berusaha memberikan fakta berdasarkan sejarah dan sedikit opini.

Tahun Baru Masehi
Tahun Baru Masehi
Pokok pembahasan pertama ada di gambar atas dengan point utama: Tahun Baru Masehi ajaran Nasrani, meniup terompet budaya Yahudi, dan menyalakan api budaya Majusi.

Tahun Baru Masehi
Sebelumnya, harus tau dulu ama seseorang yg namanya Julius Caesar. Dia ini pemimpin militer sekaligus politikus Romawi yg selama kekuasannya atas Gallia Comata (kawasan Eropa Barat) berhasil memperluas kekuasaan Romawi sampai ke Oceanus Atlanticus. Pertama kali Romawi menyerang Britania di bawah komando Caesar, dan bawa pengaruh Romawi juga ke Gaul (Prancis). Dia penguasa terhebat sepanjang sejarah Romawi. Tahun 44 SM, dia kena khianat orang-orangnya sendiri, ditusuk sampai mati oleh Marcus Junius Brutus & senator Romawi lainnya. Pembunuhan ini memicu perang saudara, sekaligus jadi akhir Republik Romawi & awal dari Kekaisaran Romawi yg dipimpin ama cucu & putra angkatnya yaitu Kaisar Augustus.

Flashback, kita masuk ke masalah asal mula penanggalan masehi ini. Kalender ini pertama kali dibuat sama Caesar, tahun 46 SM. Sebelumnya mereka disana pakai kalender romawi yg sudah ada sejak lama, tapi Caesar menganggap itu sudah banyak yg salah jadi mau dibikin yg baru. Untuk desain penanggalan ini, dia dibantu sama ahli astronomi dari Iskandariyah (Mesir) bernama Sosigenes. Untuk hitungannya, dibuat dengan mengikuti revolusi matahari. Dihitung-hitung sama Caesar & Sosigenes, dapat deh 1 tahun 365 hari dan tambahan 1 hari ekstra untuk bulan Februari tiap 4 tahun sekali. Terciptalah Kalender Julius.

Julius Caesar
historyonthenet.com - Julius Caesar
Tahun 44 SM, Julius Caesar terbunuh. Akhirnya nama bulan ke 7 sekarang, dulunya bernama Quintilis diubah jadi Juli (Julius). Sextilis, diubah jadi Agustus (Kaisar Augustus). Nah ternyata usut punya usut Kalender Julius ini ada cacat, kesalahan hitung dikit tapi fatal. Di kalender ini disebutkan 1 tahun itu 365 hari 6 jam, wicis yg dalam 1 milenium berarti Kalender Julius bakal kelebihan 8 hari. Kenapa? Soalnya, Revolusi Bumi itu cuma 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik. Jadi tiap tahun bakal kelebihan 11-14 menit gitu lah. Untuk sebagian orang hal ini tuh biasa aja, mereka nganggep "ah gue gak idup sampe 1 milenium juga". Tapi untuk sebagian besar orang lainnya yg peduli dengan masa depan, menganggap serius hal ini.

Sekitar tahun 1582, Vatikan turun tangan untuk memperbaiki kalender ini lewat usul Dr. Aloysius Lilius dari Italia, yg disetujui sama Paus Gregorius XIII. Mereka memperbaiki, memodifikasi, menyempurnakan. Nah, mereka ini pakai kelahiran Isa Al-Masih sebagai patokan dalam penanggalan ini. Makanya setelah kelahiran kita menyebutnya tahun Masehi (M), sebelum kelahiran disebut dengan Sebelum Masehi (SM). Masehi juga di latin disebut AD (Anno Domini), yg diambil dari bahasa arab yaitu Al-Masih & bahasa Ibrani Mesiah/Mesias. AD Anno Domini, Sebelum Masehi secara global disebut BC alias Before Christ. Tapi ini ya sebagai patokan aja, bukan bener-bener mengagungkan kelahiran Isa Al-Masih (di Nasrani juga gak ada kok anjuran untuk merayakan kelahiran). Kalender Julius dibuat se-perfect mungkin dengan berbagai hitungan astronomi, akhirnya terciptalah Kalender Gregorian yg masih kita pakai sampai sekarang ini dengan 365 hari dalam setahun & 366 hari di tahun kabisat. Kalender yg nempel di dinding rumah, di gadget, itulah Kalender Gregorian hasil penyempurnaan dari Kalender Julius.

Sejak saat itu Kalender Gregorian mulai mendunia, tapi gak semua negara mau pakai. Yang waktu itu langsung pakai tuh Republik Venesia, Spanyol, Portugis, Belanda, Jerman, sama Polandia. Baru sekitar beberapa abad belakangan, negara-negara barat & benua lainnya mau pakai demi mempermudah komunikasi antar bangsa. Misal ada pertemuan antar negara, negara A janjian tanggal 20 Oktober, negara B oke. Eh ternyata di hari pertemuan negara B gak dateng, ternyata 20 oktober di penanggalan negara B ini telat 20 hari dong. Inilah yg ditakutkan. Kayak Rusia baru pakai Kalender Gregorian itu tahun 1918. Tapi beberapa Gereja Ortodoks di seluruh dunia sampe sekarang ini masih pakai Kalender Julius, Arab Saudi pakai Hijriah, tapi mereka juga gak melupakan Kalender Gregorian untuk hal-hal yg bersifat universal. Untuk Indonesia, awalnya (terutama) Kerajaan Islam pada pakai Kalender Hijriah. Tapi karena alasan itu, pemersatu komunikasi antar bangsa, akhirnya setuju untuk pakai Kalender Gregorian juga.

Asal usul nama bulan di Kalender Julius (yg masih dipertahankan Kalender Gregorian):
Januari - Janus, Dewa terawal yg disembah Romawi. Februari - Februus, Dewa Kematian Romawi. Maret - Mars, Dewa Perang Romawi. April - Bahasa latin dari 'Aperire' yg berarti membuka, bulan penghormatan juga untuk Venus, Dewi Cinta Romawi. Mei - Maia Maiestas, ibu dari Hermes. Juni - Juno, Dewi Pernikahan Romawi yg juga istri dari Jupiter. Juli - Julius Caesar. Agustus - Kaisar Augustus. September - Bahasa latin dari tujuh (Untuk Kalender Julius, September itu bulan ke 7). Oktober - Octo, bahasa latin delapan. November - Novem, bahasa latin sembilan. Desember - Decem, bahasa latin sepuluh. Sadar sesuatu gak? Yap, sebenernya kita tuh pakai Kalender Romawi. Jadi bisa dipastikan, kalender ini tuh gak ada hubungannya sama Nasrani. Kecuali nih nama-nama bulan ini diganti Vatikan dengan nama orang-orang terdekat Isa Al-Masih, itu mungkin yg bakal jadi kontroversi dan pastinya negara-negara banyak yg menolak untuk pakai karena penduduk mereka yg bukan beragama Nasrani pasti gak mau pakai.

Paus Gregorius XIII
Elshinta.com - Paus Gregorius XIII
Tapi untungnya Vatikan tetap mempertahankan nama-nama yg sudah dibuat sama Julius Caesar, jadi kalender ini masih sah untuk dipakai. Cuma, yg biasa mengundang kehebohan, ya karena Kalender Gregorius ini kelahiran Isa Al-Masih dijadikan patokan untuk menyempurnakannya. Tapi menurut gue pribadi, ya ini tuh gak perlu dipermasalahkan lah. Kalender Julius cacat, hampir dilupakan, disempurnakan sama Vatikan. Andaikan waktu itu negara Timur Tengah kayak Mesir atau Arab Saudi mau memperbaiki? Sudah pasti kelahiran Nabi Muhammad SAW kok jadi patokan. Just deal with it. Kalo ada yg bilang "Loh, jadi sebenernya tahun baru masehi merayakan kelahiran Isa Al-Masih dong?", ya malam tahun baru jangan lah teriak "BARAKALLAH FI UMRIK YA ISA AL-MASIH!", jangan gitu, bukan gitu konsepnya. Kelahiran Isa Al-Masih disini cuma sebagai PATOKAN, bukan untuk merayakan kelahiran.

Diliat dari sejarahnya, kayaknya gak pas kalau bilang tahun baru masehi itu ajaran Nasrani. Ajaran di bagian mananya? Lebih tepatnya tahun baru ini sebuah tradisi, bukan ritual keagamaan. Ya kayak Tahun Baru Saka, Tahun Baru Hijriah, Tahun Baru Imlek, yg gak ikut penanggalannya jangan ikut merayakan. Kalo dibilang Kalender Gregorian ini berarti membuat kita menyembah dewa dewi Romawi, itu sih tergantung perspektif masing-masing deh. Mungkin andai dianggap menyembah, bisa aja waktu itu Vatikan mengubah nama-nama bulan ini jadi nama-nama tokoh di Nasrani sih, mungkin ya. Cuma mereka nganggep ya biasa aja, jadi kita juga seharusnya gak perlu terlalu di lebih-lebihkan lah.

Intinya ya jangan paranoid lah ama Kalender Gregorian atau Tahun Baru Masehi ini, coba deh cek itu KTP KK SIM dll pake penanggalan apa? Gajian, reuni, toh semua pake penanggalan masehi. Di kitab manapun juga gak ada kok tuntutan merayakan tahun baru, harusnya sih ya gak perlu terlalu paranoid. Harusnya lho ya. Ambil positifnya aja, tahun baru kan jadi ada tanggal merah untuk libur. Ya siapa tau dari tanggal merah natal sampe tahun baru udah pada libur, ya ada keluarga dateng dari luar kota. Bisa ngumpul, bakar jagung ikan ayam di depan rumah pas malam tahun baru, kan itu salah satu kebahagiaan yg didapat pas malam tahun baru. Diolah secara positif, oleh orang-orang yg berfikiran positif.

Lagian setau gue juga, orang-orang Nasrani biasanya ibadah di gereja trus malemnya acara keluarga pergantian tahun kan? Jadi hedon mah ya hedon aja, ngapain dibahas ke agama segala. Jangankan Nasrani, Islam juga di malam pergantian tahun baru itu ada doa khusus. Doa ini dibaca pergantian tahun Hijriah, tapi ulama-ulama dunia sepakat dibaca juga waktu menuju pergantian tahun masehi. Pembacaan doa ini salah satunya ada di Maslakul Akhyar, karya Mufti Jakarta abad 19-20 yg bernama Habib Utsman bin Yahya. Intinya sih jangan terlalu paranoid dengan kata "Masehi", lebih baik diliat sejarah awalnya karena Islam mengajarkan Ilmu Tabbayun (teliti lebih dulu). Kesimpulan, semua kembali ke diri masing-masing. Masih kekeuh nganggep Tahun Baru Masehi = Haram karena ajaran Nasrani, atau ada pemikiran lainnya.

Dubai New Year
blog.raynatours.com - Dubai New Year
Terompet
Budaya tiup terompet dari Yahudi? Ini bener. Di Yahudi namanya Shofar, dibuatnya dari tanduk hewan. Tujuannya untuk tahun baru? Bukan, tapi untuk ritual keagamaan & hari raya mereka yaitu Rosh Hashanah & Yom Kippur. Nah, Shofar ini mereka pakai untuk panggil orang-orang untuk beribadah. Jadi kalau diliat dari tujuannya, Yahudi ini pakai untuk ibadah. Gimana kalau sekarang pada niup terompet untuk tahun baru? Sampe sekarang tuh gak ada dalil yg dengan tegas 100% mengatakan bahwa itu haram (CMIIW). Hadist Abu Daud No. 498 berbunyi,

Abu ‘Umair bin Anas dari bibinya yang termasuk shahabiyah anshar, "Nabi memikirkan bagaimana cara mengumpulkan orang untuk shalat berjamaah. Ada beberapa orang yang memberikan usulan. Yang pertama mengatakan, 'Kibarkanlah bendera ketika waktu shalat tiba. Jika orang-orang melihat ada bendera yang berkibar maka mereka akan saling memberi tahukan tibanya waktu shalat'. Namun Nabi tidak menyetujuinya. Orang kedua mengusulkan agar memakai terompet. Nabi pun tidak setuju, beliau bersabda, 'Membunyikan terompet adalah perilaku orang-orang Yahudi.' Orang ketiga mengusulkan agar memakai lonceng. Nabi berkomentar, 'Itu adalah perilaku Nasrani.' Setelah kejadian tersebut, Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbihi pun pulang."
[HR. Abu Daud, no.498 dan Al-Baihaqi, no.1704].

Disitu bisa disimpulkan Nabi gak melarang, tapi TIDAK MENYUKAI penggunaan terompet dalam 'memanggil orang'. Jadi illat (sesuatu yg menentukan ada/tidaknya hukum) yg ditujukan untuk sarana memanggil kaum Yahudi beribadah, bukan ditujukan dalam hal peniupannya. Memanggil orang disini punya arti memanggil untuk beribadah. Andaikan seorang Muslim kemudian adzan menggunakan terompet, sudah pasti masuk ke orang-orang yg tasyabbuh (meniru) & sudah pasti haram. Selain itu, dijamin babak belur dihajar sekampung. Auto-tapir, masuk neraka bagian basement deket kerak. Tapi kalau meniup terompet untuk tahun baru dengan illat itu (Tasyabbuh), illat-nya sudah gak cocok jadi pelarangannya gak mutlak.

terompet tahun baru
Republika.com - Terompet tahun baru
Jadi kesimpulannya, masalah ini kembali ke diri masing-masing aja. Disini berpegangan pada TUJUAN PEMAKAIAN. Gak ada larangan mutlak, Nabi cuma gak suka, itupun dalam konteks memanggil orang untuk ibadah. Kalo merasa bakal auto-murtad sehabis niup terompet, ragu, mending jangan lakukan. Trus tanya ke Malaikat Izrail, niup sangkakala kiamat nanti masih pake terompet gak? Karena di Indonesia niup terompet ini heboh. Jangan lupa akhiri dengan "Maaf sekadar mengingatkan 🙏" biar lebih sopan.

Menyalakan Api
Ini agak membingungkan, menyalakan api = budaya Majusi. Lha jadi selama ini masak pake matahari? Air ditiup-tiup sampe mateng? Mungkin tujuan utama disini kembang api ya, bukan api yg dipakai sehari-hari. Soal Majusi, itu agama Persia (Iran) yg dianut bangsa Arya Persia. Salah satu aliran agama ini Zoroaster, aliran yg dianut sama vokalis Queen yaitu Freddie Mercury. Majusi punya kepercayaan soal adanya dua Tuhan, yg pertama Tuhan Cahaya (Ahuramazda - kebaikan), dan Tuhan Gelap (Ahriman - kejahatan). Majusi percaya semua kenikmatan di dunia asalnya dari Tuhan Cahaya, malapetaka & bencana dari Tuhan Gelap. Nah, Tuhan Cahaya inilah yg disembah dan dilambangkan dengan api. Mereka menyembah api yg ada di semua kuil-kuil mereka.

Majusi
tambahcheese.com - Majusi
Jadi sama kayak terompet, disini diliat dari tujuannya. Majusi, nyalain api untuk disembah. Di zaman sekarang, masak pakai apa? Ada gak yg nyalain kompor, trus apinya disembah sambil nunggu Indomie mateng? Diliat emak kayak gini, malemnya dipanggilin ustad. Jangan disembah, haram. Apalagi kalau ada anak kost menjadikan Indomie itu Tuhan, itu dosa besar. Intinya api untuk keperluan lain, ya amat sangat sah. Zaman nabi juga listrik belum ada, penerangan pakai obor api. Kalo soal petasan/kembang api, nah ini lain lagi ceritanya.

Asalnya dari China, abad ke 9 ada juru masak yg gak sengaja campurkan 3 bahan black powder yaitu kalium nitrat, sulfur, sama charcoal yg ternyata bahan-bahan ini gampang terbakar & bisa menciptakan ledakan kecil juga. Jadi soal petasan/kembang api ini sih gak ada hubungannya sama sekali dengan suatu keyakinan atau agama. Kesimpulannya ya kayak api budaya Majusi atau perihal petasan/kembang api yg dipermasalahkan, cukup receh sih untuk dibahas. Kembali ke diri masing-masing aja, pemikiran masing-masing, kalau kalian ragu untuk melakukan mending jangan. Tetap berada di 'safe zone' bukan hal yg buruk kok. Yang penting harus tetap bisa berfikir secara rasional juga.
_______________________________________________

Malam tahun baru itu bisa jadi ladang rezeki untuk para pedagang terompet, pedagang jagung, kembang api, dll. Siapa tau untuk nambahin biaya pulang kampung? Ada saudara di RS butuh biaya berobat? Atau pengen beli kaos supreme. Jangan terlalu paranoid lah sama kalender, kalender cuma cara menghitung perputaran Bumi-Bulan-Matahari di semesta. Jadi kadang agak sedikit heran sama yg mengaitkan Tahun Baru Masehi sama agama, selain belajar agama harusnya belajar sejarah juga kali ya biar ilmunya seimbang dan bisa sebagai bahan pertimbangan untuk Tabbayun. Dalam ajaran agama apapun gak ada kok anjuran untuk merayakan bahkan membahas soal tahun baru masehi, karena sejatinya ya ini bukan perayaan keagamaan. Yang salah mungkin bukan tahun barunya ya, tapi orang-orangnya yg terlalu berlebihan dalam merayakannya contohnya pesta miras gitu. Belum lagi kembang api besar dan mewah yg sebenernya bikin polusi udara, burung-burung di langit pada asma & mati semua.

Trus gue gak setuju sama yg membandingkan kemeriahan Tahun Baru Masehi sama Tahun Baru Hijriah nih. Biasa ada yg bilang "zaman sekarang, tahun baru masehi lebih rame daripada tahun baru hijriah". Ini agak sedikit penggiringan opini. Sebenernya, tiap Tahun Baru Hijriah itu juga rame banget lho di masjid-masjid bahkan sampe lapangan juga, biasa ngadain pengajian akbar. Kalo nganggepnya sepi tinggalnya berarti di pinggir hutan, soalnya di kota-kota itu rame banget. Kalo Tahun Baru Hijriah dirayakan dengan pesta kembang api, bakar 2000 unta, terompet, ya ini esensi Tahun Baru Hijriah dah melenceng jauh. Gak ada hablum-nya, gak nyambung. Jadi gak perlu lah membandingkan kemeriahan 2 tahun baru ini. Manusia yg merayakan Tahun Baru Hijriah pastinya lebih sedikit daripada yg merayakan Tahun Baru Masehi, soalnya Hijriah hanya dirayakan yg Islam sedangkan yg Masehi gak memandang agama.

new year
middleeasteye.net - Middle East New Year
Oh iya sedikit bahas soal ucapan natal. Sebenernya masih agak gak habis pikir, tiap tahun menuju natal kayaknya polemik boleh/gak ucapan natal (dari kaum Muslim) ini gak pernah selesai. Di Kristen sendiri gak ada sebenernya ayat yg mewajibkan mereka merayakan natal, jadi ya gak ada juga keharusan mereka nerima ucapan natal sebanyak-banyaknya. Natal itu tradisi turun temurun yg ditujukan supaya mereka ingat Tuhan, bukan untuk koleksi ucapan selamat natal trus dapat kavling di surga. Masalah pengucapan natal ini gak usah dibuat drama lah, jangan rusak akidahmu kalo menurutmu dilarang tapi ya jangan juga menghina saudara Muslim lainnya yg berbeda pandangan.

Sama kayak perayaan Maulid Nabi, sampe sekarang aja masih pro kontra, gak jarang ngeliat sudara sendiri dikatain kopar kapir. Gue pribadi agama untuk diyakini, bukan diperdebatkan. Jadi untuk mengucapkan selamat hari raya untuk umat lain TUJUANnya bukan untuk ikut merayakan, apalagi untuk memuliakan agama & Tuhannya. Tapi lebih ke mempererat tali persaudaraan di lingkupan sosial. Bahkan keramahan & kelembutan Islam seperti inilah, yg bikin umat lain respect dengan Islam malah bisa jadi tertarik untuk mempelajari. Yang penting nih, buat Muslim yg mengucapkan selamat hari raya ke umat lain, gak perlu ajak-ajak orang lain untuk ikut mengucapkan. Kayak gue ini bikin kayak gini kesannya 'membela', gak jarang dikatain kapir & kata" lainnya sama mereka yg gak sependapat. Biasa mereka pakai dalil ini sebagai senjata utama,

"Barangsiapa menyerupai suatu kaum,
maka ia termasuk bagian dari mereka"
[HR Abu Dawud, hasan]

Sebenernya kalo dibilang menyerupai suatu kaum ya kita ini pakai internet, gadget, kendaraan, apa termasuk menyerupai suatu kaum juga ya? Disini bukan masalah produk itu buatan siapa, karena di Islam gak mempermasalahkan menggunakan produk buatan non-Islam. Disini konteksnya adalah, menyerupai suatu kaumnya ini. Yang pertama pakai internet siapa, ya kaum barat yg non-Islam. Pertama ciptakan gadget & menggunakan, ya mereka juga. Kendaraan, lagi-lagi mereka juga. Dan semua ini dipakai sama seluruh orang di dunia, apapun agama suku dan rasnya. Ya maaf, para ustad, pakai internet - gadget - kendaraan juga. Kalo zaman nabi kan semua gak ada, kendaraan ya unta atau kuda, sekarang ada gak yg pakai unta sama kuda? Gak ada, semua dah pake mobil atau motor yg asal mula-nya diciptakan & dipakai orang-orang barat. Dan kita semua, menirunya. Singkat kata, menyerupai kaum mereka. Jadi lebih berhati-hatilah tiap mengeluarkan dalil & berkata, apalagi kalau itu sudah menuduh saudara sendiri yg bukan-bukan.

Dari Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu, beliau mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah seseorang menuduh orang lain dengan kata fasiq, dan menuduhnya dengan kata kafir, kecuali tuduhan itu akan kembali kepada si penuduh jika orang yang tertuduh tidak seperti yang dituduhkan." [HR Bukhari]
ummahsonic.com - Middle East Christmas
Akhir word, jangan saling menghakimi & seenak jidat ngatain saudara sendiri kopar kapir cuma karena berbeda pandangan. Nabi (dan para walisongo) sibuk Islam-kan yg kapir, disini banyak yg sibuk kapir-in yg Islam. Trus untuk yg bikin spanduk pelarangan ikut tahun baru itu, wajib dihormati. Terlepas dari segala hal mereka sudah amat sangat baik untuk mengingatkan sebagai saudara Muslim. Enaknya sih ya jangan menghina yg melarang & yg ngelarang jangan menghina yg ikutan. Semua tulisan ini gak dipaksa untuk percaya & yakin 100%, gali lebih dalam di sumber lain karena gue hanya menulis dari perspektif yg berbeda.

Btw Happy New Year fellas, jangan lupa Tahun Baru Masehi selain ikut merasakan euphoria keramaiannya harus juga jadi ajang intropeksi diri. Catat semua goal di tahun yg baru, tingkatkan kerja keras, dan yg gak kalah penting semakin tingkatkan iman & takwa.

God is good, He loves you for no reason 💓
Related Posts

Related Posts

Post a Comment